Kamis, 05 November 2020
Apakah Jumlah itu Nakirah atau Makrifah
Sabtu, 31 Oktober 2020
Perbedaan Antara الرَوح dan الرُوح
Didalam Al-Qur'an terdapat kata-kata الروح dengan makna yang berbeda-beda tergantung harkat awalnya, jika harkat awalnya dhummah maka akan bermakna dengan jiwa manusia ataupun juga bisa bermakna dengan makalikat jibril, tergantung siyaq kalamnya.
Namun jika kalimat tersebut berhakat fatah maka dia akan bermakna rahmat.
Contohnya sebagai berikut :
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit"
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan
يَابَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ
Hai anak-anakku, pergilah kalian, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kalian berputus asa dari rahmat Allah
Indahnya Bahasa Arab dengan kekayaannya.
Sabtu, 24 Oktober 2020
Tanda Khusus bagi Isim
Faidah.
Dalam kitab Mukhtasar tanda isim hanya disebutkan 5 saja. Mengapa demikian ???
🔹 Isnad terkhusus pada isim dikarenakan Musnad ilaih tidak ada kecuali dianya berbentuk isim.
🔹 Jar terkhusus pada isim dikarenakan Majrur adalah Mukhbar 'anh pada makna dan Mukhbar 'anh hanya pada ada pada isim.
🔹 Izafah terkhusus pada isim dikarenakan dia pada makna isnad.
🔹 Alim lam (ال) terkhusus pada isim dikarenakan asalnya untuk memakrifahkan dan makrifah hanya pada isim.
🔹 Nida terkhusus pada isim dikarenakan dia adalah maf'ul bih dan maf'ul hanya pada isim.
Ref. Al-Muhith
Muhammad Al-Anthaki
Jumat, 23 Oktober 2020
Hal (الحال)
Rabu, 21 Oktober 2020
Na'at
النعت هو التابع المشتق او المؤول به المباين للفط متبوعه
▶ Naat adalah sebuah isim yang menyertai dengan kalimat sebelumnya yang berupa isim musytak (isim fail, isim maf'ul) atau muawwal bil musytak (isim isyarah, isim mausul) untuk menjelaskan matbuknya.
▶ Naat terbagi dalam 5 macam !
1. Naat Mufrad.
Contoh : جاء زيد الشاعر
2. Naat Jumlah Fi'liyah.
Contoh : جاء رجل يحمل معه كتابا
3. Naat Jumlah Ismiyah.
Contoh : جاء رجل ثوبه جديد
4. Naat Dharaf.
Contoh : رأيت عصفورا فوق الشجرة
5. Naat Jar-Majrur.
Contoh : رأيت عصفورا على الشجرة
▶ Adapun pada jumlah fi'liyah dan ismiyah disyaratkan bahwa man 'utnya berupa nakirah. Jika kalimat sebelum jumlah berupa ma'rifah maka dii'rab sebagai hal bukan na'at, dikarenakan Jumlah beposisi pada posisi nakirah. Dan nakirah tidak disifatkan kecuali pada nakirah.
▶ Dalam Qaidah :
الجمل بعد النكرات صفات و بعد المعارف أحوال
Sabtu, 12 September 2020
Pembagian Huruf Jar (في)
Huruf ini terbagi dalam 2 bagian.
1. Huruf jar asli.
Kalimat في yang menjadi huruf jar asli mempunyai 8 makna.
a. Dharfiyah, adakala makaniyah, zamaniyah atau majaziyah.
Contoh :
جلست في الدار
Aku duduk didalam rumah.
سافرت في المساء
Aku bermusafir di sore hari.
و لكم في القصاص حياة
Dan didalam qishas itu ada jaminan kelangsungan hidup bagi kalian.
b. Mushahabah : Bersama/Beserta.
Contoh :
فخرح على قومه في زينته
Maka keluarlah Qarun pada kaumnya beserta kemegehannya (Pendapat zahir bermakna Dharfiyah).
c. Ta'lil : Alasan.
Contoh :
دخلت إمراة النار في هرة
Perempuan masuk neraka dengan sebab kucing.
d. Isti'lak : Diatas.
Contoh :
ولَأصلبَنكم فِى جذوع النخل
Sungguh aku akan menyalib kalian semua diatas pohon kurma.
e. Bermakna seperti ب : Dengan.
Contoh :
انت خبير في هذا الامر
Engkau pemberi berita dengan ini perkara.
f. Bermakna seperti الى : Kepada.
Contoh :
فَردوا أيْديهم فى أفواههِم
Maka mereka menutupkan tangannya ke mulutnya.
g. Bermakna seperti من : Sebagian dari.
Contoh :
أخذت كتابا في خمسة كتب
Aku mengambil satu kitab dari lima segala kitab.
h. Muqayasah : Analogi/perbandingan.
Contoh :
فما متاع الحياة الدنيا في الآخرة الا قليل
Maka Kenikmatan dunia bila dibanding dengan akhirat hanyalah sedikit.
2. Huruf jar ziyadah.
Huruf في yang menjadi jar ziyadah terbagi dalam 2 bagian.
a. Ta'wiz : Digunakan karena mengganti dari sesuatu kalimat yang dibuang.
Contoh :
اكلت ما رغبت فيه -----> اكلت فيما رغبت
Aku makan sesuatu yang aku senangi padanya
|
Aku makan sesuatu yang aku senangi.
Jumlah فيه dibuangkan dan digantikan dengan في yang men-jarkan ما mausul.
b. Taukid : Masuk pada fiil yang Mutaa'di dengan sendirinya.
Contoh :
و قال اركبوا فيها ----> اركبوها
Dan Nabi Nuh berkata : Naiklah kalian ke bantera . . .
Fiil اركبوا adalah fiil yang Mutaa'di dengan sendirinya.
Jumat, 21 Agustus 2020
Pembagian Ilmu bahasa arab
Untuk mengetahui seluk beluk bahasa Arab lebih dalam dan untuk menilai keindahan kalimat baik prosa maupun puisi, maka sastrawan-sastrawan Arab telah menetapkan 13 cabang ilmu yang bertalian dengan bahasa yang disebut dengan
"Ulumul Arabiyah"
"Ulumul Arabiyah" bisa disebut linguistik Arab itu terdiri dari :
1. Ilmu Lughah: llmu pengetahuan yang menguraikan kata-kata (lafaz) Arab besamaan dengan maknanya. Dengan pengetahuan ini, orang akan dapat mengetahui asal kata dan seluk beluk kata. Tujuan ilmu ini untuk memberikan pedoman dalam percakapan, pidato, surat-menyurat, sehingga seseorang dapat berkata-kata dengan baik dan menulis dengan baik pula.
2. Ilmu Nahwu: Ilmu pengetahuan yang membahas perihal kata-kata Arab, baik ketika sendiri (satu kata) maupun ketika terangkai dalam kalimat. Dengan kaidah-kaidah ini orang dapat mengatahui Arab baris akhir kata (kasus), kata-kata yang tetap barisnya (mabni), kata yang dapat berubah (mu'rab).
Tujuanya adalah untuk menjaga kesalahan-kesalahan dalam mempergunakan bahasa, untuk menghindarkan kesalahan makna dalam rangka memahami Al-Quran dan Hadits, dan tulisan-tulisan ilmiah atau karangan.
Dalam tata bahasa/sintaksis Arab, dikenal istilah Fi'il dan Huruf, jumlah Ismiyah dan Fi'liyah serta Syibhu jumlah. Dalam ilmu Nahwu banyak lagi istilah dan persoalan yang dihadapi yang dapat diteliti dari buku-buku yang banyak tersebar. Pengarangan Ilmu Nahwu bermula ketika Abu Aswad Ad-Duwali mendengar kata-kata arab yang janggal, kemudian beliau menyampaikannya pada Khalifah Ali Bin Abi Thalib.
3. Ilmu Sharaf (morfologi Arab). Ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang bentuk asal kata, maka dengan ilmu ini dapat dikenal kata dasar dan kata bentukan, dikenal pula afiks, Sufiks dan infiks, kata kerja yang sesuai dengan masa. Penciptaan llmu Sari ini adalah Muaz bin Muslim.
4. Ilmu Isytiqaq: Ilmu pengetahuan tentang asal kata dan pemecahannya, tentang imbuhan pada kata (hampir sama dengan ilmu Saraf)
5. Ilmu 'Arudh : Yang membahas hal-hal yang bersangkutan dengan karya sastra syair dan puisi. llmu Arudh memberitahukan tentang wazan-wazan (timbangan) syair dan tujuanya adalah untuk membedakan proses dalam puisi membedakan syair dan bukan syair. Dengan ilmu arudh ini dikenal bahar syair seperti berikut ini: bahar thawil, bahar madid, bahar basith, bahar wafir, bahar kamil, bahar hijaz, bahar rajaz, bahar sari' bahar munsarih, bahar khafif, bahar mudhari, bahar muqradmib, bahar mujtas, bahar mutaqarib, bahar Romawi dan bahar mutadarik.
6. Ilmu Qawafi: yang membahas suku terakhir kata dari bait-bait syair sehingga diketahui keindahan syair. Yang memprakarsai adanya Qawafi ialah Muhallil bin Rabi'ah paman Amruul Qaisy.
7. llmu Qardhus Syi'ri yaitu sejenis ilmu pengetahuan tentang karangan yang berirama (lirik), dengan tekanan suara yang tertentu. Gunanya untuk membantu menghafalkan syair dan mempertajam ingatan pembaca syair.
8. Ilmu khat yaitu pengetahuan tentang huruf dan cara merangkaikannya, termasuk bentuk halus kasarnya dan seni menulis dengan indah dapat dibedakan dalam beberapa bentuk mulai dari khat tsulus, Diwan, Parsi dan khat nasakh. Penemu pertama ilmu khat adalah nabi Idris karena beliaulah yang pertama kali menulis dengan kalam.
9. Ilmu Insyak yaitu ilmu pengetahuan tentang karang mengarang surat, buku, pidato, cerita artikel, features dan sebagainya. Gunanya untuk menjaga jangan sampai salah dalam dunia karang-mengarang.
10. Ilmu Mukhadarat yaitu pengetahuan tentang cara-cara memperdalam suatu persoalan, untuk diperdebatkan didepan majlis, untuk menambah keterampilan berargumentasi, mahir bertutur dan terampil mengungkapkan cerita.
11. Ilmu Badi' yaitu pengetahuan, tentang seni sastra, Penemu imu ini adalah Abdullah bin Mu'taz. llmu ini ditujukan untuk menguasai seluk beluk sastra sehingga memudahkan seseorang dalam meletakkan kata sesuai tempatnya sehingga kata-kata tersusun dengan indah, sedap didengar dan mudah diucapkan.
12. Ilmu Bayan ialah ilmu yang menetapkan beberapa peraturan dan kaedah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam kalimat. Penemunya adalah Abu Ubaidah yang menyusun pengetahuan ini dalam "Muujazu Al-Quran" kemudian berkembang pada imam Abu qahir disempurnakan oleh pujangga-pujangga Arab lainnya seperti AI-Jahiz, lbnu Mu'taz, Qaddamah dan Abu Hilal Al- Asikari. Dengan ilmu ini akan diketahui rahasia bahasa arab dalam prosa dan puisi, keindahan sastra Al-Quran dan Hadist. Tanpa mengetahui ilmu ini seseorang tidak akan dapat menilai apalagi memahami isi Al-Quran dan Sabda nabi dengan sesungguhnya.
13. Ilmu Ma'ani ialah pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata sesuai dengan keadaan (situasi dan kondisi) dalam istilah disebutkan "Muthabiq Lil muqtadhal Hal" tujuannya untuk mengetahui I'jaz Al-Quran, keindahan sastra Al-Quran yang tiada taranya.
Kamis, 20 Agustus 2020
Keistimewaan Bahasa Arab 3
Seorang lelaki mengetuk pintu rumah Hasan Al-Bisri seraya berkata :
"wahai Abu Said"
Hasan Al-Bisri tak menjawabnya.
Kemudian dia mengetuk kedua kalinya :
"wahai Abi Said"
Maka Hasan Al-Bisri menjawabnya :
"katakanlah yang ketiga,
lalu masuklah"
يا أبو سعيد
يا أبي سعيد
يا أبا سعيد
Note :
Huruf Nida beramal Menashabkan isim sesudahnya bila isim tersebut berupa kalimat yang murakab.
Rabu, 12 Agustus 2020
Perdebatan Imam Sibawaihi dengan Imam Kasai
Pada saat umur 35, Imam Sibawaihi terlibat perdebatan dengan Imam Kasai. Hal tersebut terjadi di hadapan Yahya bin Khalid (perdana menteri Khalifah Harun Ar-Rasyid dinasti Abbasyiah). Perdebatan tersebut membahas tentang Zumburiyah.
Imam Kasai berkata : Engkau bertanya padaku atau aku yang bertanya padamu ?
Imam Sibawaihi : Tanyai aku !
Imam Kasai : Bagaimana pendapatmu tentang perkataan.
1.
قد كنتُ أظنُّ أنّ العقربَ أشدُّ لسعةً من الزُنبُورِ فإذا هو هي
atau
قد كنتُ أظنُّ أنّ العقربَ أشدُّ لسعةً من الزُنبُورِ فإذا هو إيّاها
(Aku menyangka bahwa Kalajengking sengatannya lebih gesit daripada Tawon, demikianlah adanya)
2.
خرجت فإذا عبد الله القائمُ
atau
خرجت فإذا عبد الله القائمَ
(Aku keluar tiba-tiba Abdullah berdiri)
Apakah perkataan tersebut benar keduanya atau hanya salah satu saja ???
Setelah diam beberapa saat Imam sibawaihi menjawab : Satu-satunya bacaan yang benar dari kalimat tersebut adalah Rafa', saya tidak pernah mendengar perkataan orang arab yang membaca dengan Nashab.
Setelah Imam Sibawaihi berhenti, secara langsung Imam Kisai membantah apa yang disampaikan oleh Imam Sibawaihi itu. Beliau lebih memilih bahwa kedua bacaan (yaitu bacaan rafa' dan nasab) adalah benar dan juga dipakai oleh orang Arab dalam keseharian mereka.
Berbagai keterangan pembelaan terhadap pendapatnya masing-masing terus bergulir hingga membuat Yahya bin Khalid bingung dan akhirnya mengusulkan adanya voting dan penelitian secara langsung mengenai masalah tersebut kepada orang-orang Arab sendiri, dengan pertimbangan bahwa bahasa itu adalah bahasa mereka dan sudah semestinya mereka lebih tahu dengan bahasa mereka sendiri.
Usulan itu pun disepakati oleh kedua belah pihak. Panitia yang ditugaskan untuk menelitipun mulai bertugas menanyai setiap orang Arab yang ada di sana, mengenai bacaan mana yang mereka gunakan dari kedua lafazh yang diperdebatkan tadi.
Setelah penelitian selesai dan hasilnya diumumkan dihadapan ratusan penonton, akhirnya keberuntungan berpihak kepada Imam Kisai. Mayoritas orang Arab yang ada di sana mengatakan bolehnya dua wajah yaitu bacaan Nashab dan Rafa' untuk kalimat tersebut.
----------------
Tak pelak jawaban itu membuat Imam Sibawaihi terkejut dan merasa heran sekaligus tersudutkan. Karena penelitian yang beliau dapatkan selama ini berkesimpulan bahwa Rafa'lah satu-satunya bacaan yang betul terhadap kalimat di atas. Tapi tak ada gunanya lagi, keputusan hakim telah tetap yaitu memenangkan pendapat Imam Kasai dan menganggap salah pendapat Imam Sibawaihi.
Peristiwa itu membuat hati Imam Sibawaihi sempat terpukul, kenapa hasil penelitian tersebut bisa berbeda dengan kenyataan yang beliau dapati pada saat perdebatan berlangsung ? Ternyata, setelah beberapa hari berselang, diketahuilah suatu kebohongan publik yang direkayasa oleh blok Kufah. Kebetulan pada saat itu Imam Kisai yang notabenenya adalah imam orang-orang Kufah di bidang Nahwu adalah juga merupakan orang dalamnya Khalifah Harun al-Rasyid yang tengah berkuasa pada saat itu.
Sementara itu seluruh warga Arab yang berkumpul di arena perdebatan pada saat itu tahu dengan hal tersebut dan tidak berani berbeda pendapat dengan orang dekat khalifah (Imam Kisa'i), sehingga mereka mau saja menyetujui apa yang disampaikan olehnya walaupun sebenarnya mereka membenarkan pendapat Imam Sibawaih yang mengatakan Rafa'lah satu-satunya bacaan yang betul terhadap kalimat tersebut.
(Tarikh Baghdad, karya Al-Khathib al-Baghdadi)
Pengesahan Mubtada boleh Nakirah
Mubtada pada dasarnya haruslah berupa kalimat Ma’rifah, dan terkadang ada juga Mubtada yang berupa kalimat Nakirah akan tetapi dengan beberapa syarat.
1. Terdahulu Khabar yang berupa Jar-Majrur atau Dharaf.
Contoh : ٌعلى أبصارهم غشاوة
2. Terdahulu Istifham.
Contoh : أالهٌ مع الله
Hamzah istifham adalah pengesahan Mubtada dengan Nakirah dan serupa jumlah didepannya menjadi Khabar.
3. Terdahulu Nafi.
Contoh : ما من الهٍ الا اله واحد
Min ilahin Majrur pada Lafaz dan Marfu’ pada Mahal dan ilahun yang kedua menjadi Khabar.
4. Lafaz Nakirah mengindikasikan pada do’a.
Contoh : سلامٌ على نوح في العالمين
5. Nakirah jatuh sebagai Mausuf.
Contoh : رسولٌ من الله يتلو صحفا مطهرة
Yang menjadi Mubtada adalah Rasulun yang menjadi Mausuf dari serupa jumlah من الله dan Khabarnya adalah jumlah fi’liyah.
6. Nakirah adalah Isim Syarat.
Contoh : مَن جاء بالحسنة فله عشر امثالها
Kalimat مَن adalah Isim Syarat, Amil Jazam dan Nakirah pada mahal Rafa’ jatuh sebagai Mubtada.
7. Nakirah yang mengindikasikan untuk umum.
Contoh : كلٌّ يموت
Mati adalah perkara yang akan dirasakan setiap manusia, disini letak keumumannya sehingga kalimat kullu bisa jadi Mubtada.
8. Nakirah jatuh sebagai Jawab Syarat.
Contoh : ٌمَن جاءك فتجب رجل
Kalimat ٌرجل menjadi jawaban dari مَن dengan takdir رجلٌ عندي
9. Nakirah yang terdahulu dengan waw hal.
Contoh : و نجمٌ قد أضاء
Kalimat ٌنجم Nakirah jatuh sebagai Mubtada.
10. Nakirah diatafkan pada Ma’rifah.
Contoh : مصطفى و رجلٌ قائمان
Kalimat رجل menjadi Ma’tuf dari Ma’ruf Alaih yang Ma’rifah.
11. Nakirah jatuh sesudah laula (لولا)
Contoh : لولا أجتهادٌ لساد الناس كلهم
Kalimat ٌاجتهاد jatuh sebagai Mubtada yang didahului لولا
12. Nakirah yang didahului Lam Ibtida’
Contoh : لَرجلٌ قائم
Kalimat ٌرجل didahului Lam Ibtida’ sebagai Mubtada.
13. Nakirah yang jatuh sebagai Ma’tuf alaih dari kalimat yang dinaatkan.
Contoh : رجلٌ و زوجةٌ صاحلةٌ في الدار
Kalimat ٌزوجةٌ صالحة diatafkan pada ٌرجل
14. Nakirah yang dimaksudkan untuk pembagian atau perincian.
Contoh : فيومٌ بادر و يومٌ حار
Kalimat يوم disini menunjukkan pada bagian dari hari, ada hari yang panas dan dingin.
Sabtu, 08 Agustus 2020
Perbedaan Kalimat "الأبــوان" dan "الوالـدان"
الأبــوان
Kumpulan dari ayah dan ibu (الأب و الأم) beserta lebih condrong kepada pihak ayah. Karena kalimat tersebut di ambilkan dari kalimat "الأبُوَّة" (kebapakan) yang dimiliki seorang ayah, bukan ibu. Karenanya ayat-ayat mengenai warisan dan pertanggung jawaban memakai kalimat "الأبوان" untuk kesesuaiannya.
Laki-laki adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap nafaqah, warisannya dikeluarkan untuk belanja dan warisan perempuan disimpan.
Firman Allah SWT :
و لأبويه لكلّ واحد منهما السدس
Dan bagi ibu bapak masing-masing mendapat seperenam (An-Nisa : 11)
و رفع أبويه على العرش
Dan Nabi Yusuf menaikkan ibu bapaknya keatas singasana (Yusuf : 100)
الـوالـدان
Kumpulan dari ayah dan ibu (الأب و الأمّ) beserta lebih condrong kepada pihak ibu. Karena kalimat tersebut diambil dari kalimat "الوِلَادَة" (melahirkan) yang dimiliki seorang ibu, bukan ayah. Karenanya ayat-ayat mengenai wasiat, keampunan, do'a dan kebaikan menggunakan kalimat "الوالدان".
Firman Allah SWT :
و بالوالدين إحسانا
Berbuat baiklah kepada ibu bapak (Al-Baqarah : 83)
و وصّينا الإنسان بوالديه حسنا
Kami perintahkan manusia berbuat kebaikan pada ibu bapaknya (Al-Ankabut : 8)
Perbedaan antara alif dan ya' lazimah dan bukan
الياء اللازمة
Ya' yang terdapat pada ujung dari kalimat isim Mangqus dan ia merupakan kalimat dari isim tersebut. Syaratnya adalah berharkat kasrah sebelum akhir kalimat.
Contoh : القاضِي ، الهادِي
الياء غير اللازمة
Ya' yang datang sebagai tanda bagi Jar atau nasab pada isim tasniyah dan jamak muzakkar salim. Ya' disini bisa berubah-ubah tergantung i'rabnya, dikarenakan dia bukan asal dari kalimat tersebut.
Contoh : رأيت رجلَين
الألف اللازمة
Alif yang terdapat pada ujung kalimat isim maqsur dan ia merupakan kalimat dari isim tersebut walaupun dia adalah alif yang telah digantikan. Syaratnya adalah berharkat Fatah sebelum akhirnya.
Contoh : فتى ، هدى
الألف غير الازمة
Alif yang datang sebagai tanda Rafa' bagi isim tasniyah, dan ia bisa berubah-ubah tergantung i'rabnya.
Contoh : خرج رجلان
Perbedaan penggunaan kata PEREMPUAN di Al-Qur'an
Perbedaan antara "الإمرأة" dan "الزوجة" dan "الصاحبة" dalam Al-Qur'an.
الإمراة
Jika ada hubungan fisik antara laki-laki dan perempuan, tidak ada keharmonisan, tidak ada kesamaan pikiran dan cinta. Perempuan yang dimaksud disini adalah "إمرأة".
• Firman Allah SWT : (إمرأة نوح), (إمرأة لوط). Perempuan disini tidak dinamakan dengan (زوحة) karena terdapat perselisihan Aqidah antara keduanya, mereka adalah para Nabi yang beriman sedang istri-istri mereka tidak beriman.
• Firman Allah SWT : (إمرأة فرعون) karena Firaun tidak beriman tetapi istrinya beriman.
الزوج
Jika ada hubungan fisik, terdapat keharmonisan, terdapat kesamaan pikiran dan cinta. Perempuan yang dimaksud disini adalah "الزوج".
• Firman Allah SWT :
و قُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّة
(Wahai Adam tinggallah kamu dan istrimu di surga).
Sehingga Allah menunjukkan atas kesesuaian aqidah dan keselarasan antara keduanya..
الصاحبة
Al-Qur'an menggunakan kata "الصاحبة" ketika terputusnya hubungan keselarasan aqidah dan keharmonisan antara dua pasangan.
Jadi sebagian besar persaksian pada hari kiamat Al-Qur'an menggunakan lafaz "الصاحبة".
• Firman Allah SWT :
يَوۡمَ يَفِرُّ ٱلۡمَرۡءُ مِنۡ أَخِيهِ وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ
(Hari seseorang melarikan diri dari saudara, ibu, bapak, teman dan anaknya)
karena hubungan fisik dan keharmonisan terputus disebabkan kematian dan haru-hara kiamat.
NOTE :
Dalam Al-Qur'an tidak ada penggunaan kata "الزوجة" yang ada hanya "الزوج" karena arti harfiyah dari kalimat ini adalah "Pasangan" bukan "Istri".
Jumat, 07 Agustus 2020
HAL MENARIK DIBALIK NAMA MUHAMMAD
Lafadz Muhammad ( محمّد ) dalam ilmu nahwu dinamakan ‘alam manqul dari isim maf’ul fi’il mubalaghah yaitu “ حمّد”, dikarenakan banyak sekali perkara-perkara yang terpuji terdapat pada diri Rasulullah SAW sehingga beliau dinamakan dengan nama "محمّد”. Nama Muhammad merupakan nama Rasulullah SAW di bumi, sedangkan nama beliau yang populer di langit yaitu “أحمد”, sebelum nabi kita dilahirkan dan di beri nama Muhammad terdapat lima belas orang yang bernama Muhammad (محمّد), sedangkan nama Ahmad (أحمد) tidak diperdapatkan sebelumnya. Terdapat beberapa hadist yang menganjurkan kepada kita untuk memberikan nama seseorang dengan nama muhammad (محمّد ) atau ahmad (أحمد) diantaranya ialah :
1. Hadist Qudsi dari riwayat abu na’im :
قال الله تعالى : لا أعذب أحدا تسمى بإسمك بالنار
Artinya : “ Berfirmanlah Allah ta’ala, tidak aku azab dengan neraka orang-orang yang namanya sama dengan nama engkau.”
2. Dalam riwayat lain :
قال الله تعالى : إنى آليت على نفسى أن لا يدخل النار مَن إسمه أحمد و محمّد
Artinya : “ Sesungguhnya aku bersumpah atas diriku bahwa tidak akan pernah masuk neraka orang-orang yang namanya Ahmad dan Muhammad.”
Al-Kawakib ad-Durriyah ala Mutamimmah
Al-Ajrumiyah Juz 1 Hal 5 Cet, Haramain.
Kekuatan Huruf dan Makna di dalam Al-Qur'an
Hubungan antara kekuatan Huruf dan kekuatan Makna pada contoh "هزّ" dan "أزّ"
Keduanya bermakna "الدفع"..
Akan tetapi huruf "الهاء" adalah yang lemah sehingga berfaidah kepada mendorong dengan pelan.
Sedang huruf "الهمزة" adalah yang huruf yang kuat sehingga berfaidah kepada mendorong dengan kuat.
Seperti contoh :
1. Q.S Maryam 19 : 25.
وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ تُسَٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
"Dan goyanglah* pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu".
2. Q.S Maryam 19 : 83.
أَلَمْ تَرَ أَنَّآ أَرْسَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ تَؤُزُّهُمْ أَزًّا
"Tidakkah kamu, bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir untuk mendorong* mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh".
الدفع*
قوائد اللغة العربية
Kamis, 06 Agustus 2020
Alasan Umar Selalu dipukul si Zaid (Ilmu Nahwu)
Pembahasan Tentang Jumlah (Ilmu Nahwu)
Keistimewaan Bahasa Arab 2.
Keistimewaan Bahasa Arab
أتمني لك ليلة سعدة
Rabu, 05 Agustus 2020
Pembagian Izafah (Ilmu Nahwu)
IDHAFAH
Pembahasan Kalimat (Ilmu Nahwu)
Pembahasan Mengenai Kalam (Ilmu Nahwu)
الكلام هو اللفظ المركب المفيد بالوضع 🔸
-
الياء اللازمة Ya' yang terdapat pada ujung dari kalimat isim Mangqus dan ia merupakan kalimat dari isim tersebut. Syaratnya adalah berha...
-
keistimewaan Bahasa Arab. خلق ، جعل ، فاطر Secara umumnya mempunyai makna yang sama yaitu Menjadikan/Menciptakan. Namun mempunyai makna sp...
-
اسم المصدر هو ما دل على معنى المصدر و نقص عن حروف فعله بدون تقدير للمحذوف و لا تعويض منه Isim masdar sama halnya dengan Masdar, dalam artian...